Profil Desa Ngile




BAB I
PENDAHULUAN

I.          Latar Belakang
Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga aktif dirasakan mulai terbentuk sejak pemerintah  menerbitkan pedoman umum penyelenggaraan Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan surat keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 Tahun 2010 yang merupakan kerjasama antara Kemenkes dengan Kemendagri Republik Indonesia. Desa/Kelurahan Siaga Aktif adalah desa/kelurahan yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), atau sarana kesehatan lainnya serta penduduknya mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan melaksanakan surveilans berbasis masyarkat (meliputi pemantauan penyakit , kesehatan Ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat/PHBS.
Pendidikan kesehatan Berbasis Masyarakat melalui desa siaga adalah pendidikan kesehatan yang dalam proses pembelajarannya sebanyak mungkin sehingga memanfaatkan potensi desa, serta melibatkan masyarakat setempat, yang menggunakan system pemberdayaan masyarakat secara mandiri.
Kader desa siaga harus terus ditingkatkan kemampuannnya secara mandiri, karena peran kader dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama dibidang kesehatan,dan kesejahteraan oleh karena itu untuk meningkatkan keterampilan kader kita harus membekali mereka dengan pengetahuan yang salah satunya adalah mengadakan pertemuan rutin kader desa siaga yang diadakan satu bulan sekali berdasarkan wilayah kerja atau desa masing-masing, sehingga masalah ataupun potensi yang ada di desa lebih dapat diperhatikan.


BAB II
DATA DASAR / GAMBARAN UMUM DESA / KELURAHAN SIAGA AKTIF

A.       MONOGRAFI DESA NGILE SEBAGAI DESA SIAGA AKTIF
Letak geografis desa Ngile terletak di Kecamatan Tulakan dengan ketinggian 60 - 100 meter diatas permukaan air laut. Pada dasarnya desa Ngile terdapat kesamaan dengan desa di wilayah Kecamatan Tulakan lainnya, baik geografi, penduduk maupun kondisi lain pada umumnya.  Adapun desa Ngile mempunyai batas-batas pemerintahan sebagai berikut  :
         -  Sebelah Utara                      :  Desa Ngreco Kec. Tegalombo
         -  Sebelah Selatan                  :  Desa Gasang
         -  Selebah Timur                     :  Desa Bubakan
         -  Sebelah Barat                      :  Desa Kalikuning
Sedangkan luas desa Ngile 756,38 Ha dengan pemanfaatan lahan adalah sebagai berikut :
-  Permukiman                                    :  36,86       Hektar
-  Persawahan                                    :  136,068   Hektar
-  Perkebunan                         :  388,345   Hektar
-  Makam                                  :  2,75         Hektar
-  Pekarangan                         :  184,14     Hektar
-  Perkantoran                         :  1,00         Hektar
-  Prasarana Umum lainnya  :  17,22       Hektar

Desa Ngile terbagi menjadi 5 (lima)  Dusun :
1.     Dusun Krajan
2.     Dusun Bulu
3.     Dusun Pagerjo
4.     Dusun Jenggring
5.     Dusun Sumberjo
Desa Ngile berada disebelah Utara dari ibukota Kecamatan Tulakan dengan jarak tempuh ± 5 Km.  Sedangkan jarak tempuh menuju Ibu Kota Kabupaten 23 Km yang memerlukan waktu rata-rata 1 Jam dengan kendaraan ( sepeda motor dan Mobil ) dengan kondisi jalan yang beraspal.




B.       DESA SIAGA SEHAT BERKARYA DESA NGILE
Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile merupakan suatu organisasi yang bergerak dibidang pemberdayaan masyarakat dengan berkedudukan atau sekretariat di Poskesdes Desa Ngile kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan. Penguatan kelembagaan, peningkatan motivasi, partisipasi masyarakat dan swadaya gotong royong masyarakat serta Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat, di desa Ngile  merupakan landasan dasar terbentuknya kegiatan pemberdayan masyarakat melalui Desa Siaga Aktif, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, secara terarah, terkoordinasi, terpadu dan berkelanjutan.
Dengan diawali sebagai desa siaga percontohan dan adanya Perlombaaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat  pada hakekatnya adalah sebagai salah satu upaya untuk mendorong masyarakat atas dasar tekad dan kekuatan sendiri untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan Desa / kelurahan  Siaga aktif dimasyarakat Desa Ngile..
Desa siaga Sehat Berkarya Desa Ngile mempunyai pembagian tugas di masing-masing pokja yang terdiri dari ;

1.    Pokja Pemberdayaan Masyarakat
Dengan susunan tugas pokok dan fungsi diantaranya ketua, bidang administrasi, Promosi,…
Pokja Pemberdayaan Masyarakat merupakan innovasi Desa Siaga Sehat Berkarya dimana pokja ini dianggap sangat penting untuk menjembatani semua hasil kegiatan-kegiatan  yang ada dipokja-pokja lainnya serta hasil kegiatan dikelompok masyarakat yang ada di desa Ngile, seperti kegiatan karang taruna,  kelompok EDIPENI untuk pembuatan boxasi/kompos,hasil krajinan sampah, Pengelolalan hasil ikan. Semua hasil kegiatan ini akan dipromosikan dan diolah dengan system manajemen yang baik melalui pokja Pemberdayaan, dan pada pertengahan tahun 2016 nanti Desa Siaga Sehat berkarya Desa Ngile telah melakukan kerjasama dengan Dinas Perikan dan kelautan untuk membentuk kelompok Kolam ikan Desa Siaga Sehat Berkarya, yang pendahulunya telah berjalan adalah desa Gasang dan Losari.

2.    Pokja Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pokja ini sama dengan pokja KIA Desa siaga yang lainnya karena dipokja ini meliputi kegiatan ; Dasolin,Pencatatan….donor darah
Dalam Pokja KIA Ini yang membendakan dari Desa siaga yang lainnya adalah adanya rambu-rambu untuk penandaan Ibu hamil dengan alat yang sederhana yaitu Kentongan Tradisional yang diwarnai sesuai kondisi Ibu hamil dangan tanda nada bunyi suara kentongan, yang kemudian di Perdeskan oleh Desa Ngile, sehingga bumil bukan hanya untuk ditandai atau diketahui seperti Pokja KIA Desa Siaga ditempat/daerah lainnya, tetapi di Pokja KIA Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile ini wajib untuk diketahui dan segera ditolong apabila ada tanda nada bunyi kentongan  dari rumah Ibu hamil.

3.    Pokja Sanitasi dan PHBS
Melalui Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile Kegiatan  Sanitasi dan PBHS merupakan kunci dasar yang sangat penting untuk mengubah perilaku masyarakat baik berupa edukasi, sosialisasi, pelatihan, dan pemberdayaan, banyak hal yang telah diterapkan oleh masyarakat Desa Ngile dalam kehidupan sehari-harinya seperti adanya Pengolahan sampah ditingkat rumah tangga, minggu bebas jentik, kader jumantik bagi siswa sekolah dasar yang ada didesa Ngile, Pemeriksaan Jentik Berkala Ibu Balita (PJIB), dimana Ibu Balita berkewajiban untuk melakukan PSN dan pemeriksaan Jentik Nyamuk dirumahnya sendiri dan hasil pemeriksaan dengan form blangko PJIB wajib diserahkan kepada kader ketika acara atau ada kegiatan posyandu, area merokok yang diletakan tempat masyarakat berkumpul (Poskamling) ataupun warung makan, Tempat cucu tangan dengan logo panduan 7 (tujuh) cara cuci tangan yang baik dan benar yang ditempelkan pada media Bambo, yang diletakan di setiap rumah, Stiker PHBS Innovasi yang pembuatannya dikelola oleh masyarakat, kelompok pembuatan boxasi, arisan jamban, dan pembuatan Toga yang bekerjasama dengan kelompok PKK. serta spanduk atau banner yang menginggatkan masyarakat untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi berprilaku hidup bersih dan sehat.

4.    Pokja Kadarsi
Membangun dan menciptakan kelompok keluarga sadar gizi bukan suatu yang gampang untuk dilakukan, hal ini perlu peran dan dukungan masyarakat, banyak kegiatan yang telah dilakukan oleh pokja Kadarsi Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile diantaranya adanya suatu pemetaan kadarsi, pendataan kelompok kadarsi, arisan pokja kadarsi yang dinamai dengan MILUR.

5.    Pokja Kegawatdaruratan dan Bencana
Letak dan geografis Desa ngile sangat berpotensi untuk terjadinya suatu bencana baik tanah longsor, kecelakan bersepeda motor, hal ini ditunjukkan dari data yang ada di Desa ataupun puskesmas bubakan. Pokja Kegawatdaruratan dan Bencana melakukan pendataan dan pemetaan didaerah-daerah mana yang sangat berpotensi terjadinya bencana, sehingga melihat kondisi geografis desa ngile ini maka pokja Kegawatdaruratan dan Bencana dalam hal ini di naungi oleh Desa Siaga Sehat Berkarya telah melakukan beberapa pelatihan dan edukasi ke kader dan masyarakat baik berupa simulasi P3K cidra ringan, evakuasi bagi Ibu hamil menggunakan Tandu darurat apabila lokasinya sulit dijangkau dengan kendaraan, dan penyiapan ambulance desa yang dikelola oleh masyarakat yang mempunyai kendaraan dan bekerjasama dengan pokja KIA.

6.    Pokja Intelegent
Pokja Intelegent sebenarnya adalah pokja surveilans, karena kalimat surveilans belum begitu familier dimasyarakat maka Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile Mengubah nama surveilans menjadi Pokja Intelegent agar masyarakat lebih bisa menerima untuk penyederhanaan kata. Pokja Intelegent sedikit berbeda dengan kegiatan surveilans Desa siaga yang ada di daerah lain, dimana pokja ini lebih mengutamakan TINDAKAN dibandingkan PENGAMATAN, hal ini dikarena karakteristik masyarakat Desa Ngile yang banyak merantau kedaerah endemis malaria sehingga Pokja Intelegent ini lebih sering ikut berperan aktif dalam menyukseskan Pacitan Bebas Malaria melalui program Elminasi Migrasi Malaria bersama UPT Puskesmas Bubakan. Selain Tindakan, Pencatatan merupakan hal yang tak kalah penting dalam kegiatan Pokja Intelegent baik berupa data perantau,penyakit serta pemetaan wilayah.

7.    Pokja HIV/AIDS
Tingginya angka penemuan kasus dan factor resiko penyakit HIV/AIDS di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bubakan, dan Desa Ngile merupakan salah satu wilayah penemuan kasus yang cukup tinggi dengan karakteristik masyarakatnya adalah perantau, sehingga hal ini menuntut Desa Siaga Sehat Berkarya untuk membentuk Pokja HIV/AIDS di Desa Ngile. Dengan adanya pendampingan edukasi masalah penyakit HIV/AIDS terus menerus oleh petugas kesehatan kepada kader dan masyarakat Desa Ngile, baik melalui pelatihan mudin dengan simulasi cara tatalaksana pemulasaran jenazah HIV/AIDS ataupun bukan, sehingga sampai terbentuknya kebijakan desa dalam membuat Peraturan Desa (Perdes) yang mengatur proses pelaksanaan pemulasaran jenazah yang harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), dan persamaan perlakuan pemulasaran jenazah baik penderita HIV/AIDS ataupun bukan. Dalam hal ini desa tidak hanya memberikan Perdes tetapi juga mendukung dana untuk keperluan APD dengan rincian 1 stel untuk petugas (mudin) dan 3 stel untuk keluarga yang ikut memandikan jenazah dimasing-masing dusun. Pelatihan edukasi dan sosialisai pun sering diadakan oleh pokja HIV/AIDS baik ketika masyarakat perantau pulang kekampung halamannya atau melalui wadah karang taruna yang ada di Desa Ngile. Selain Kegiatan diatas Desa Ngile juga telah tergabung dalam organisasi dalam Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kecamatan (KPAK).

Selain pokja-pokja yang ada di Desa Siaga Sehat Berkarya, ada juga kegiatan UKBM lainnya yang menunjang kegiatan Desa Siaga Sehat Berkarya diantaranya seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), Taman Posyandu, Pos Malaria Desa (Posmaldes), Kelompok EDIPENI boxasi, (pengelolaan limbah sampah organik dan an-organik), Kelompok Wanita Mandiri (kreaktifitas bahan limbah dari plastik), Kelompok arisan telur kadarsi, Masyarakat peduli PHBS, dan dalam waktu yang dekat akan terbentuk kelompok Kolam ikan Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile, yang dalam hal ini telah dibina oleh penyuluh perikanan dan didukung dengan telah tersedianya alat pengolahan produk ikan yang diperbantukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Pacitan.
Publikasi Desa Siaga Sehat Berkarya tidak hanya digaungkan diwilayah Desa Ngile tetapi telah dipublikasikan melalui situs-situs internet dengan alamat wibesite.SIP Desa Siaga Ngile.com, publikasi ini hanya bertujuan untuk saling berbagi ilmu dengan organisasi Desa Siaga yang ada di Indonesia, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan ilmu-ilmu baru demi perkembangan dan berkesinambungan kegiatan-kegaiatan yang ada di desa siaga. Secara tingkat perkembangan Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile tahun 2015 berada pada tingkat PURNAMA, dengan dukungan dana kegiatan dari Desa sebesar lima juta rupiah dan pengaadaan APD mudin sebesar tiga juta rupiah, sedangkan untuk partisipasi masyarakat berupa pengada an stiker/blangko PHBS modifikasi yang perlembarnya seharga seribu rupiah yang digunaka setahun sekali.
Berdasarkan rasa solidaritas dan gotong royong masyarakat yang tinggi di Desa Ngile terutama kepedulian masyarakat Desa Ngile terhadap Kesehatan, maka ditahun 2015 Desa Ngile juga dijadikan pioner sebagai Desa Siaga Percontohan di wilayah kerja UPT Puskesmas Bubakan, selain Desa Siaga Percontohan, pada tahun yang bersama dengan selang beberapa bulan kemudian Desa Ngile juga ditunjuk sebagai kandidat untuk mewakili lomba PHBS di tingkat Kabupaten Pacitan.
Dengan adanya Desa Siaga Sehat Berkarya di Desa Ngile diharapkan akan lebih meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan sehingga derajat kesehatan di wilayah Desa ngile dapat terwujud secara mandiri dimasyarakat.




BAB III
JENIS DAN HASIL KEGIATAN
DESA SIAGA SEHAT BERKARYA

PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA SEHAT BERKARYA

a.
Hasil yang dicapai berdasarkan indikator antara lain  :


I.
Pokja Pemberdayaan



pokja ini dianggap sangat penting untuk menjembatani semua hasil kegiatan-kegiatan  yang ada dipokja-pokja lainnya serta hasil kegiatan dikelompok masyarakat yang ada di desa Ngile, seperti kegiatan karang taruna,  kelompok EDIPENI untuk pembuatan boxasi/kompos,hasil krajinan sampah, Pengelolalan hasil ikan. Semua hasil kegiatan ini akan dipromosikan dan diolah dengan system manajemen yang baik melalui pokja Pemberdayaan, dan pada pertengahan tahun 2016 nanti Desa Siaga Sehat berkarya Desa Ngile telah melakukan kerjasama dengan Dinas Perikan dan kelautan untuk membentuk kelompok Kolam ikan Desa Siaga Sehat Berkarya, yang pendahulunya telah berjalan adalah desa Gasang dan Losari.


II.
Pokja KIA



 Cakupan Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan mencapai 98 %, hal ini bisa dicapai karena adanya penyuluhan dan kesadaran masyarakat yang cukup tinggi terhadap kesehatannya dan kepatuhan warga melaksanakan Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat yang salah satu programnya HAMIL PINTER  dimana setiap ibu hamil di wilayah Desa Ngile selain wajib memeriksakan kehamilannya di sarana kesehatan terdekat di Desa Ngile yaitu di Pustu Ngile, ibu hamil juga berhak setidak-tidaknya dalam masa kehamilannya melakukan kontak dengan dokter di Puskesmas bubakan serta untuk mendapatkan pemeriksaan ANC terpadu. Dengan Program Hamil Pinter ini diharapkan kualitas deteksi dini untuk kasus resiko tinggi pada ibu hamil dapat lebih di tingkatkan dan diharapkan dapat membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

             Akses masyarakat ke fasilitas kesehatan di Desa Ngile sangat terbatas mengingat medan geografis dan infrastruktur yang belum memadai. Untuk mencegah keterlambatan penanganan dan  pertolongan perslinan bagi ibu hamil,  desa siaga menyiapan moda transportasi berupa ambulance desa baik berupa mobil, motor ataupun tandu.
             Calon pendonor darah  bagi bumil sudah dipersiapkan dan didata sesuai dengan lokasi ibu hamil masing-masing dusun,hal ini digunakan apabila ibu hamil memerlukan donor darah, jadi desa siaga telah siap memberikan bantuan donor darah sesuai golongan darah ibu hamil tersebut melalui program donor darah hidup.
Struktur organisasi pokja P4K telah terbentuk sesuai dengan kebutuhan dan berjalan sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
            Cakupan ASI Eksklusif mencapai 83,7 %, hal ini bisa dicapai karena adanya Penyuluhan secara terus menerus kepada masyarakat, motivator yang tergabung dalam kelompok Pendamping ASI dan sudah diaturnya dalam Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat yaitu ibu menyusui wajib memberikan ASI EKSKLUSIFNYA pada anak usia 0 s/d 6 bulan.
           Cakupan penimbangan bayi dan balita setiap bulan mencapai 87, 15%. Pencapaian ini telah melebihi target dan merupakan indikator peran serta masyarakat yang sangat baik dalam pelaksanaan Posyandu. Hal ini dapat tercapai dengan adanya inovasi Tabungan KUDAPAT yaitu setiap datang ke Posyandu ibu balita diharuskan untuk menabung sebesar Rp. 1.000,- dan apabila selama 6 bulan berturut-turut balita selalu hadir di Posyandu, Tabungan bisa diambil utuh, sebaliknya jika sekali saja tidak hadir,  maka tabungan masuk ke Kas Posyandu.
         Untuk meningkatan keterampilan dibutuhkan suatu pelatihan baik berupa APN, Manejemen asfeksia, Manejemen BBLR dan pelithan CTU. untuk itu desa siaga telah.

        Pelayanan yang telah dilakukan di Poskesdes Desa Siaga Sehat Berkarya berupa pelayanan kesehatan dan kegawatdaruratan dasar, dengan menyediakan perlengakapan P3K yang di sediakan di Poskesdes berupa betadin,repanol,perban/kassa,minyak kayu putih. Semua pelayanan sudah berdasarkan Standart OPerasional Prosedur (SOP)
     Untuk dokumen pencatatan sudah ada pencatatn khusus dan kematian Ibu hamil,nifas,bersalinan dan rujukan, kematian bayi, dan pecatatan pelaporan P4K.
 


III.
Pokja Kadarsi



Untuk memudahkan pemantauan dan pendataan Kadarsi maka dibutuhkan pemetaan kadarzi, namun di desa Ngile tidak ada Kasus gizi buruk.Untuk menunjang kebutuhan gizi balita di setiap Posyandu se Desa Ngile dibuatkan Pos Gizi dengan menanam sayur – sayuran selain untuk memenuhi gizi balita juga sebagai contoh atau motivasi keluarga untuk memanfaatkan Karang Kitri sebagai pemenuhan gizi Keluarga yang keanggotaannya Pos gizi adalah semua Ibu balita di Posyandu yang bersangkutan.
Berkat Keberhasilan penyuluhan yang diberikan oleh Kader Pokja kadarzi dan Bidan Desa Ngile masyarakat Desa Ngile sadar akan pentingnya garam beryodium sehingga masyakat desa Ngile 100% memakai garam beryodium untuk kebutuhan sehari-hari sebagai sarana konsumsi memasak.
program MILUR (Minggu Bertelur), Arisan telur setiap Minggu Pon, hasil arisan dimanfaatkan untuk menambah gizi keluarga, hal ini berkat pemanfaatan pekarangan kosong selain untuk tanaman sayur juga digunakan salah satunya adalah untuk peternakan ayam sesuai dengan Perdes Desa Ngile Nomor 04 tahun 2015 tentang Rumah Pangan Lestari, hasil arisan telur selain digunakan untuk peningkatan gizi keluarga juga untuk meningkatkan kwalitas Jamban semi permanen.
Dengan dilaksanakannya Perdes nomor 2 tahun 2013 tentang Desa Sehat Ibu hamil wajib memeriksakan kehamilannya minimal  4 kali  di Sarana Kesehatan atau Tenaga Kesehatan setempat dan 1 kali di Dokter Puskesmas serta mengikuti program HAMIL PINTER sehingga kebutuhan tablet Fe 90 untuk Ibu Hamil di desa Ngile tercapai 100%


IV.
Pokja Sanitasi/PHBS




   Kader pokja Sanitasi/PHBS telah dilatih tentang sanitasi Total Berbasisi masyarakat (STBM) sehingga kader sudah mengetahui dan dapat mengikuti proses pemicuan pilar kesatu STBM yaitu stop Buang air besar sembarangan.
          Dalam kegiatan pemicuan tersebut kader telah mendampingi masayarakat untuk membuat komitmen perubahan perilaku masyarakat yang tidak sehat dalam membuang BAB menjadi berperilku BAB yang sehat di jamban yang sehat.
          Kader telah mampu membimbing masyarakat untuk membentuk komite yang menjadi naturalider dimasyarakat, dari proses pemicuan, selanjutnya kader dan naturalider melakukan monitoring dan evaluasi serta verifikasi perilaku masyarakat yang telah disepakati bersama ditandai dengan penempelan stiker STBM dirumah warga.

       Setelah kegiatan monev selesai selanjutnya dilakukan deklarasi ODF masyarakat Ngile bersama Bupati Pacitan.
       
        Cakupan Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Air Bersih Di Desa Ngile Tahun 2015 Sebesar 82,5%. Akses Air Bersih Masyarakat Tersebut ke Sarana Sumur Gali, Perlindungan Mata Air, dan Perpipaan. Dan setiap hari Jum’at Pemerintah Desa Ngile Melaksanakan Jum’at Bersih Sesuai Dengan Perdes No. 02 Tahun 2013, tentang Desa Sehat, yaitu dengan mengadakan gotong royong membersihkan sumber-sumber air bersih dilingkungan masing-masing.

       Pencapaian sanitasi khususnya akses jamban masyarakat desa Ngile telah mencapai 100% sedangkan kepemilikan jamban sehat mencapai 91,3 %, hal ini diperkuatkan dengan perdes Nomor 3 tahun 2013.
     
       Selain program diatas untuk pengelolaan sampah tingkat rumah tangga telah dilakukan pembinaan oleh puskesmas bubakan dan bekerjasama dengan kantor Lingkungan Hidup Pacitan, serta Dinas Tanaman Pangan dalam pengelolaan sampah organic dan an organik untuk sampah organic berupa pembuatan pupuk kompos dan bokasi oleh kelompok EDIPENI Desa Ngile, sedangkan untuk pengelolaan sampah an organic oleh kelompok bank sampah WANITA MANDIRI Desa Ngile.
      Untuk mendukung pengaadaan jamban sehat permanen maka dibentuk satu kelompok arisan jamban sehat dengan nama KARJAN SEHAT (Kelompok arisan jamban sehat).
     Adapun untuk adaptasi perubahan iklim yang berdanpak terhadap kesehatan masyarakat yang terkait dengan penyakit DBD dan malaria Desa Siaga Sehat berkarya membentuk pemeberdayaan masyarakat berupa pemberantasan sarang nyamuk dengan nama MBETIK (minggu bebas jentik)




Hasil Kajian 10 (sepuluh) indikator PHBS yang dicapai :



1.      Persalinan



Cakupan Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan mencapai 98 %, hal ini bisa dicapai karena adanya penyuluhan dan kesadaran masyarakat yang cukup tinggi terhadap kesehatannya dan kepatuhan warga melaksanakan Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat yang salah satu programnya HAMIL PINTER  dimana setiap ibu hamil di wilayah Desa Ngile selain wajib memeriksakan kehamilannya di sarana kesehatan terdekat di Desa Ngile yaitu di Pustu Ngile, ibu hamil juga berhak setidak-tidaknya dalam masa kehamilannya melakukan kontak dengan dokter di Puskesmas bubakan serta untuk mendapatkan pemeriksaan ANC terpadu. Dengan Program Hamil Pinter ini diharapkan kualitas deteksi dini untuk kasus resiko tinggi pada ibu hamil dapat lebih di tingkatkan dan diharapkan dapat membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi.



2.      ASI Eksklusif



Cakupan Asi eksklusif mencapai 83,7%, hal ini bisa tercapai dikarenakan adanya kesadaran orang tua untuk memberikan ASI kepada buah hatinya, serta bantuan kader yang terus menerus melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat, motivator yang tergabung dalam kelompok Pendamping ASI  dan ada dukungan Desa yang meenyusun Perdes Nomor 2 Tahun 2013 tentang Desa Sehat yang mengatur kewajiban Ibu menyusui untuk memberikan ASI EKSKLUSIF pada anak usia 0 s/d 6 bulan tanpa di berikan makanan/minuman tambahan



3.      Menimbang Balita



Cakupan menimbang bayi dan balita setiap bulan mencapai 87,1%, pencapaian ini telah melebihi target dan merupakan indicator peran serta masyarakat yang sangat baik dalam pelaksanaan posyandu.



4.      Air Bersih



Cakupan Rumah tangga yang memiliki air bersih di Desa Ngile tahun 2015 sebesar 82,5% hal ini ditunjang adanya Perdes Nomor 02 tahun 2013, tentang Desa sehat yang berbunyi semua masyarakat berkewajiban melakukan pemebrsihan sumber-sumber air bersih secara gotong royong.







5.      Cuci tangan



Cakupan rumah tangga yang mencuci tangan sebesar 85,5 %. Hal ini bisa dicapai dengan adanya penyuluhan dimasyarakat dan sekolah dan adanya Promosi Sarana Cuci Tangan pakai sabun dengan memakai sumber daya lokal yang mudah didapat berupa bambu dan dengan desain yang sederhana, sehingga masyarakat mudah untuk mewujudkannya. Cuci tangan pakai sabun telah diatur dalam Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.



6.      Jamban Sehat



Rumah tangga yang memiliki Jamban di Desa Ngile Tahun 2015 sebesar  95,7%. Dengan kategori Jamban Sehat Permanen/Leher Angsa sebesar 31,8%, dan Jamban Sehat Semi Permanen/ Cemplung Sehat sebesar 68,2%. Adapun akses masyarakat ke Jamban sehat telah mencapai 100% dengan telah dilaksanakan program SToPs di Desa Ngile dan telah mencapai ODF  berdasarkan Perdes Desa Ngile No. 03 Tahun 2013 tentang pelaksaan program Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi. Untuk meningkatkan kwalitas Jamban Sehat Semi Permanen, Desa Ngile sekaligus melaksanakan Pilar STBM yaitu Pengelolaan sampah rumah tangga dengan membentuk Bank Sampah yang hasil tabungan Bank Sampah digunakan untuk tabungan pengadaan Jamban selain Bank Sampah juga didukung oleh keberhasilan



7.      Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)



Cakupan rumah tangga yang memberantas jentik di rumah mencapai 75% yang didukung dengan Kartu Pemantau Jentik / Kartu PHBS. Hal ini merupakan salah satu keberhasilan kegiatan Jum’at Bersih yang salah satu kegiatannya adalah kegiatan 3M Plus sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.



8.      Diet Sayur



Cakupan rumah tangga yang makan sayur dan buah setiap hari mencapai 75% yang dibuktikan dengan pengisian Format PHBS disetiap rumah tangga yang dilakukan oleh Kader PHBS. Dan keberhasilan warga makan sayur didukung oleh keberhasilan program penanaman pekarangan kosong dengan sayur mayur. Sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 04 Tahun 2013 tentang Program Rumah Pangan Lestari.



9.      Aktivitas fisik



Cakupan rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari mencapai 80%, karena rata-rata penduduk di Desa Ngile adalah petani, selain itu setiap Jum’at minggu ke II dan ke IV, dengan kegiatan Jum’at Bersih sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat, diadakan senam kesegaran jasmani (Senam Lansia) di halaman Balai Desa.



10.   Tidak Merokok Dalam Rumah



Cakupan rumah tangga tidak merokok di dalam rumah mencapai 75% yang dibuktikan dengan adanya kajian PHBS ke setiap rumah tangga sehat, karena keberhasilan penyuluhan oleh Kader PHBS tentang larangan merokok, sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.


IV
Pokja KegawatDaruratan dan Bencana

           Mengingat geografis wilayah Desa Ngile berupa perbukitan,perairan sungai, dan gunung-gunung serta infrastruktur yang belum optimal, maka desa Ngile mempunyai resiko bencana yang cukup tinggi baik berupa, tanah longsor,banjir,kebakar hutan, kecelakan lalu lintas. Dengan adanya potensi bencana tersebut maka Desa Siaga Sehat Berkarya melalui pokja KegawatDaruratan dan bencana melakukan proses pemetaan jenis dan lokasi bencana disetiap wilayah yang rawan bencana yang bertujaun untuk menekan terjadinya korban jiwa dan kecacatan bagi korban bencana.
       Untuk meningkatakan ketrampilan kader dan masayarakat dalam penanganan kejadian kegawatdaruratan maka diperluankimbing an pelatihan baik berupa penatalakasnaan luka ringan dan tindak lanjutnya yang langsung diperagakan oleh kader dan bombing oleh petugas kesehatan.
      Sesuai dengan geografis desa Ngile yang susah dijangkau dengan kendaran maka pokja kegawatdaruratan melakukan simulasi korban bencana dengan membuat tandu darurat yang menggunakan material yang sudah ada didesa misalkan bambu, sedangkan untuk moda transportasi untuk evakuasi korban bencana maka dibentuk suatu moda transportasi berupa ambulance Desa yang ada dimasyarakat baik berupakan kendaraan roda 4 atau dua.
       Desa Siaga Sehat Berkarya dalam hal ini pokja Kegawatdaruratan telah menyusun jadwal petugas ambulance desa sesuai dengan wilayah.
       Untuk meningkatkan peran dan kualitas Pokja, dan sebagai upaya Mdiri pemberdayaan dan pembiayaan pokja, maka sesuai perdes……tentang BANGNANA, suatu tabungan wajib bagi masyarakat desa Ngile dengan besaran Rp 1000,- setiap bulan, yang pemanfaatannya untuk pembiayaan bantuan jika terjadi bencana di wilayah Desa Ngile.



V
Pokja Intelegent

Capaian hasil pokja Intelegent cukup baik dengan ditandai adanya pemetaan penyakit,bencana,dll serta adanya pembukuan khusus penduduk yang merantau keluar pacitan sehingga memudahkan petugas puskesmas untuk mengadaan kegiatan program survailans,pokja ini juga ikut berperan aktif dalam kegiatan elminasi migrasi malaria, sehingga terbentuk Pos malaria Desa (Posmaldes) dan kegiatan ini didukung dengan adanya perdes No.02 tahun 2013 tentang kewajiban bagi perantau untuk melakukan pemeriksaan malaria di Posmaldes atau difasilitas kesehatan. Tahun 2015
Tahun 2015 capaian penemuan kasus malaria Positif didesa ngile sebanyak 6 orang dengan suspek 92 orang dari 5 desa dan hamper 60 % berasal dari Desa Ngile.


VI.
Pokja HIV / AIDS

Titik berat Pokja ini adalah bagaimana cara efektif penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS tidak semakin bertambah di Desa Ngile, capaian program pokja ini di antaranya ada pelatihan Mudin bagi masing-masing dusun, sehingga ketika ada indikasi yang mengarah ke HIV/AIDS ataupun bukan mudin telah siap melakukan pemulasaran jenazah yang baik dan benar.
Adanya SK dan perdes untuk kegiatan pokja HIV/AIDS baik dari desa ataupun ke anggotaan Komisi Penanggulangan IADS Kecamatan (KPAK), selain kegiatan ini desa pun sangat mendukung kegiatan ini dengan dukungan dana untuk pembelian  Alat Pelindung Diri (APD).







PELAKSANA TERBAIK PHBS DI RUMAH TANGGA TAHUN 2015
DESA NGILE KECAMATAN TULAKAN


NO
INDIKATOR
KETERANGAN


A
Indikator Masukan


1.
Dukungan kebijakan penyelenggaraan PHBS :
a. Desa, Kecamatan, Kab/Kota dan Provinsi
b. Desa, Kecamatan, Kab/Kota
c. Desa dan Kecamatan
d. Desa/Kelurahan
e. Tidak ada
Penyelenggaraan PHBS selalu mendapatkan dukungan dari Tim Penggerak PKK, baik dari Tim Penggerak PKK Desa, TP PKK Kecamatan, TP PKK Kabupaten dan Propinsi.

2.
Ruang lingkup dukungan kebijakan PHBS mencakup :
a. 9 – 10 Indikator
b. 7 – 8 Indikator
c. 4 – 6 Indikator
d. 1 – 3 Indikator
e. Tidak ada
Ruang lingkup dukungan kebijakan PHBS mencakup 10 indikator, yaitu :
1.      Persalinan
2.      ASI
3.      Nimbang Balita
4.      Air Bersih
5.      Cuci Tangan
6.      Jamban
7.      Pemberantasan Sarang Nyamuk
8.      Diet Sayur
9.      Aktifitas Fisik
10.   Tidak Merokok dalam Rumah

3.
Pembiayaan kegiatan PHBS :
a. Desa, Kecamatan, Kab/Kota dan Provinsi
b. Desa, Kecamatan, Kab/Kota
c. Desa dan Kecamatan
d. Desa/Kelurahan
e. Tidak ada
Pembiayaan kegiatan PHBS berasal dari swadaya masyarakat dan bantuan dari Pemerintah Desa, bantuan TP PKK Kecamatan dan bantuan TP PKK Kabupaten.

4.
Sumber pembiayaan kegiatan PHBS :
a. Swadaya masyarakat
b. Swadaya masyarakat dan Swasta/Dunia Usaha
c. Swadaya masyarakat, Anggaran Desa/APBD, Swasta/Dunia Usaha
d. Swadaya masyarakat, Anggaran Desa/APBD, Swasta/Dunia Usaha, APBN
e. Tidak ada
·      Masyarakat ikut berpartisipasi secara swadaya dalam pembiayaan kegiatan PHBS yaitu berdasarkan Perdes No. 2 Tahun 2013 Pasal 5 warga wajib menyediakan tempat sampah organik dan an organik.
·      Perdes No. 2 Tahun 2013 Pasal 6 warga wajib menyediakan tempat cuci tangan di depan rumah.

5.
Kader aktif membina PHBS di Rumah Tangga :
a. Lebih dari 15 kader
b. 11 – 15  kader
c. 6 – 10 kader
d. 1 – 5 kader
e. Tidak ada
·      Di Desa Ngile terdapat 20 Kader Aktif yang membina PHBS. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya Struktur Organisasi Desa Siaga. Selain itu juga adanya kader-kader aktif yang berada di Lapangan.

6.
Kader terlatih PHBS :
a. 5 kader atau lebih terlatih
b. 3 – 4 kader terlatih
c. 1 – 2 kader terlatih
d. Tidak terlatih
·      Di Desa Ngile terdapat 20 Kader terlatih PHBS yang setiap bulan mendapatkan bimbingan dan pelatihan dari UPT Puskesmas setempat, hal ini bisa dibuktikan dengan kegiatan Pengkajian PHBS dan melakukan penyuluhan sesuai dengan prioritas permasalahan yang terdapat di Kartu PHBS  setiap rumah tangga.

7.
Media penyuluhan PHBS :
a. Ada, untuk 9-10 indikator PHBS
b. Ada, untuk 7-8 indikator PHBS
c. Ada, untuk 4-6 indikator PHBS
d. Ada, untuk 1-3 indikator PHBS
e. Tidak ada
·      Dari semua indikator PHBS, semua ada Media  Penyuluhannya, yaitu berupa Leaflet, spanduk, poster dan media peragaan.

B.
Indikator Proses


1.
Pelatihan PHBS untuk Kader :
a. Ada, untuk 5 kader atau lebih
b. Ada, untuk 1-2 kader
c. Ada, untuk 3-4 kader
d. Tidak ada pelatihan
·      Adanya Pelatihan yang diikuti oleh 20 Kader PHBS yang dibuktikan dengan adanya Sertifikat dari UPT Puskesmas.

2.
Rencana Kegiatan Pembinaan PHBS di rumah Tangga :
a. Ada, untuk 9-10 indikator PHBS
b. Ada, untuk 7-8 indikator PHBS
c. Ada, untuk 4-6 indikator PHBS
d. Ada, untuk 1-3 indikator PHBS
e. Tidak ada
·      Rencana Kegiatan Pembinaan PHBS di rumah tangga untuk setiap indikator PHBS masuk dalam Perencanaan Kerja di Desa Siaga yang dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali.

3.
Penyuluhan PHBS :
a. Ada, untuk 9-10 indikator PHBS
b. Ada, untuk 7-8 indikator PHBS
c. Ada, untuk 4-6 indikator PHBS
d. Ada, untuk 1-3 indikator PHBS
e. Tidak ada
·      Penyuluhan untuk setiap indikator PHBS dilaksanakan setiap pertemuan Forum Kader PHBS.

4.
Metode Penyuluhan yang dilakukan :
a. 4 jenis atau lebih
b. 3 jenis
c. 2 jenis
d. 1 jenis
e. Tidak ada
·      Metode penyuluhan yang digunakan diantaranya :
-       Demonstrasi
-       Rool Play
-       Ceramah
-       Diskusi

5.
Pencatatan PHBS di Rumah Tangga :
a. Ada, untuk 76 – 100 seluruh rumah tangga
b. Ada, untuk 51 – 75 seluruh rumah tangga
c. Ada, untuk 26 – 50 seluruh rumah tangga
d. Ada, untuk 1 – 25 seluruh rumah tangga
e. Tidak ada
·      Pencatatan PHBS dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali untuk keseluruhan KK dalam satu Desa dan untuk setiap tahunnya diambil 20% dari total KK, hal itu sesuai dengan Permenkes.

6.
Kegiatan inovatif PHBS :
a. Ada, untuk 9 – 10 indikator PHBS
b. Ada, untuk 7 – 8 indikator PHBS
c. Ada, untuk 4 – 6 indikator PHBS
d. Ada, untuk 1 – 3 indikator PHBS
e. Tidak ada
·      Indikator PERSALINAN, kegiatan inovatif dari indikator ini adalah adanya Media Sosial yang berupa spanduk dan siaran Radio ARTAGA FM yang berisi ajakan untuk melakukan Persalinan di Puskesmas Pembantu atau tenaga  kesehatan terdekat dan Program HAMIL PINTER sesuai dengan Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.
·      Indikator ASI, adanya sarana pendukung untuk mensukseskan ASI Eksklusif dimasyarakat yaitu dengan HALTE MENYUSUI ditempat umum dan kewajiban ibu menyusui memberikan ASI Eksklusifnya pada bayi usia 0 – 6 bulan serta memberikan perlakuan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini ) dan larangan menjual susu formula untuk bayi usia 0-6 bulan di toko-toko se Desa Ngile sesuai dengan Perdes No. 02 Tahun 2013.

·      Indikator NIMBANG BALITA, adanya inovasi Tabungan KUDAPAT yaitu setiap datang ke Posyandu ibu balita diharuskan untuk menabung sebesar Rp. 1.000,- dan apabila selama 6 bulan berturut-turut balita selalu hadir di Posyandu, Tabungan bisa diambil utuh, sebaliknya jika sekali saja tidak hadir,  maka tabungan masuk ke Kas Posyandu. Kewajiban menimbang balita ke posyandu diatur di Pasal 4 Perdes No. 02 Tahun 2013.
·      Indikator AIR BERSIH, diadakannya Penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan tentang penggunaan air bersih dan untuk setiap hari Jum’at, Pemerintah Desa Ngile melaksanakan Jum’at Bersih Sesuai Dengan Perdes No. 02 Tahun 2013, tentang Desa Sehat, yaitu dengan mengadakan gotong royong membersihkan sumber-sumber air bersih dilingkungan masing-masing.
·      Indikator CUCI TANGAN, adanya penyuluhan dimasyarakat dan sekolah dan adanya Promosi Sarana Cuci Tangan pakai sabun dengan memakai sumber daya lokal yang mudah didapat berupa bambu dengan desain yang sederhana, sehingga masyarakat mudah untuk mewujudkannya. Cuci tangan pakai sabun telah diatur dalam Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.
·      Indikator JAMBAN, adanya kegiatan pemicu disetiap Dusun untuk mengubah perilaku masyarakat menggunakan Jamban Sehat dan Rool Play jika tidak menggunakan Jamban Sehat. Untuk meningkatkan kwalitas Jamban Sehat Semi Permanen, Desa Ngile sekaligus melaksanakan PILAR STBM yaitu Pengelolaan sampah rumah tangga dengan membentuk Bank Sampah yang hasil tabungan Bank Sampah digunakan untuk tabungan pengadaan Jamban. Hal ini diatur sesuai dengan Desa Ngile No. 03 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Program Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi ( StoPs ). Selain itu juga keberhasilan pemanfaatan pekarangan kosong, selain ditanami sayuran, juga dimanfaatkan untuk peternakan ayam. Hal ini  Sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 04 tahun 2013 tentang Rumah Pangan Lestari, warga mengadakan Arisan Telur, hasil arisan telur salah satunya untuk meningkatkan kwalitas Jamban Semi Permanen.
·      Indikator Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 02 tahun 2013 tentang Desa Sehat, Desa Ngile mempunyai Kegiatan Jum’at Bersi, yang salah satu kegiatannya adalah 3M Plus yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur tempat-tempat yang diperkirakan menjadi tempat berkembangnya jentik nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk dengan memakai Rapelenan, kelambu dan lain-lain. Dan untuk mengevaluasi kegiatan 3M Plus dengan pembuatan Kartu Pemantauan Jentik Berkala yang ditempel disetiap rumah tangga yang harus diisi secara jujur oleh masyarakat dan pembuatan media penyuluhan berupa bentuk nyamuk dan perindukannya.
·      Indikator DIET SAYUR, untuk mensukseskan Program DIET SAYUR, Pemerintah Desa Ngile berdasarkan Perdes No. 04 Tahun 2013 tentang Rumah Pangan Lestari, pekarangan kosong di Desa Ngile wajib ditanami sayuran, sehingga bisa memenuhi kebutuhan DIET SAYUR. Dan juga kader PHBS mengadakan penyuluhan FOOD MODEL disetiap pertemuan posyandu.
·      Indikator AKTIFITAS FISIK, Berdasarkan Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat, Bab V tentang Jum’at Bersih yang salah satu kegiatannya adalah setiap dua minggu sekali diadakan Senam Kesegaran Jasmani ( senam lansia ) yang diadakan di Halaman Balai Desa.
·      Indikator TIDAK MEROKOK DALAM RUMAH, berdasarkan Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat, dilarang merokok di dalam rumah yang salah satu anggota keluarganya anak balita dan ibu hamil, dan larangan menjual rokok kepada anak usia sekolah dan menyediakan sarana kawasan merokok yang disediakan diluar rumah seperti Poskamling dan tersedianya tempat merokok dihalaman rumah.

7.
Frekuensi Pembinaan PHBS di Rumah Tangga dalam 3 bulan terakhir :
a. 8 atau lebih
b. 5-7 kali
c. 3-4 kali
d. 1-2 kali
·      Pembinaan PHBS dilaksanakan 3 (tiga) kali dalam setiap bulannya.

8.
Ketrampilan kader untuk menghitung rumah tangga sehat :
a. Terampil
b. Cukup terampil
c. Kurang terampil
d. Tidak terampil
·      Kader terampil  karena telah mengikuti Pelatihan dan praktik langsung cara menghitung rumah tangga sehat.

C.
Indikator Keluaran



Indikator Tunggal


1.
% Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan :
a. 65 % atau lebih
b. 45 – 64 %
c. 25 – 44 %
d. 0 – 24 %
Cakupan Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan mencapai 98 %, hal ini bisa dicapai karena adanya penyuluhan dan kesadaran masyarakat yang cukup tinggi terhadap kesehatannya dan kepatuhan warga melaksanakan Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat yang salah satu programnya HAMIL PINTER.

2.
% Bayi diberi ASI Eksklusif :
a. 65 % atau lebih
b. 45 – 64 %
c. 25 – 44 %
d. 0 – 24 %
Cakupan ASI Eksklusif mencapai 83,7 %, hal ini bisa dicapai karena adanya Penyuluhan secara terus menerus kepada masyarakat, motivator yang tergabung dalam kelompok Pendamping ASI dan sudah diaturnya dalam Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat yaitu ibu menyusui wajib memberikan ASI Eksklusifnya pada anak usia 0-6 bulan.

3.
% Rumah Tangga yang menimbang bayi atau balita setiap bulan :
a. 65 % atau lebih
b. 45 – 64 %
c. 25 – 44 %
d. 0 – 24 %
Cakupan penimbangan bayi dan balita setiap bulan mencapai 87, 15%. Pencapaian ini telah melebihi target dan merupakan indikator peran serta masyarakat yang sangat baik dalam pelaksanaan Posyandu. Hal ini dapat tercapai dengan adanya inovasi Tabungan KUDAPAT yaitu setiap datang ke Posyandu ibu balita diharuskan untuk menabung sebesar Rp. 1.000,- dan apabila selama 6 bulan berturut-turut balita selalu hadir di Posyandu, Tabungan bisa diambil utuh, sebaliknya jika sekali saja tidak hadir,  maka tabungan masuk ke Kas Posyandu.

4.
% Rumah Tangga yang memiliki akses sumber air bersih :
a. 65 % atau lebih
b. 45 – 64 %
c. 25 – 44 %
d. 0 – 24 %
Cakupan Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Air Bersih Di Desa Ngile Tahun 2015 Sebesar 82,5%. Akses Air Bersih Masyarakat Tersebut ke Sarana Sumur Gali, Perlindungan Mata Air, dan Perpipaan. Dan setiap hari Jum’at Pemerintah Desa Ngile Melaksanakan Jum’at Bersih Sesuai Dengan Perdes No. 02 Tahun 2013, tentang Desa Sehat, yaitu dengan mengadakan gotong royong membersihkan sumber-sumber air bersih dilingkungan masing-masing.

5.
% Rumah Tangga yang memiliki Jamban :
a. 65 % atau lebih
b. 45 – 64 %
c. 25 – 44 %
d. 0 – 24 %
Rumah tangga yang memiliki Jamban di Desa Ngile Tahun 2015 sebesar  95,7%. Dengan kategori Jamban Sehat Permanen/Leher Angsa sebesar 31,8%, dan Jamban Sehat Semi Permanen/ Cemplung Sehat sebesar 68,2%. Adapun akses masyarakat ke Jamban sehat telah mencapai 100% dengan telah dilaksanakan program SToPs di Desa Ngile dan telah mencapai ODF  berdasarkan Perdes Desa Ngile No. 03 Tahun 2013 tentang pelaksaan program Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi. Untuk meningkatkan kwalitas Jamban Sehat Semi Permanen, Desa Ngile sekaligus melaksanakan Pilar STBM yaitu Pengelolaan sampah rumah tangga dengan membentuk Bank Sampah yang hasil tabungan Bank Sampah digunakan untuk tabungan pengadaan Jamban. Selain Bank Sampah juga didukung oleh keberhasilan Program ARISAN TELUR, hal ini berkat pemanfaatan pekarangan kosong, selain untuk tanaman sayur juga digunakan salah satunya adalah untuk peternakan ayam. Sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 04 tahun 2013 tentang Rumah Pangan Lestari, hasil Arisan Telur digunakan salah satunya untuk meningkatkan kwalitas Jamban Semi Permanen.


6.
% Rumah Tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun :
a. 65 % atau lebih
b. 45 – 64 %
c. 25 – 44 %
d. 0 – 24 %
Cakupan rumah tangga yang mencuci tangan sebesar 85,5 %. Hal ini bisa dicapai dengan adanya penyuluhan dimasyarakat dan sekolah dan adanya Promosi Sarana Cuci Tangan pakai sabun dengan memakai sumber daya lokal yang mudah didapat berupa bambu dan dengan desain yang sederhana, sehingga masyarakat mudah untuk mewujudkannya. Cuci tangan pakai sabun telah diatur dalam Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.

7.
% Rumah Tangga yang memberantas jentik di rumah :
a. 65 % atau lebih
b. 45 – 64 %
c. 25 – 44 %
d. 0 – 24 %
Cakupan rumah tangga yang memberantas jentik di rumah mencapai 75% yang didukung dengan Kartu Pemantau Jentik / Kartu PHBS. Hal ini merupakan salah satu keberhasilan kegiatan Jum’at Bersih yang salah satu kegiatannya adalah kegiatan 3M Plus sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat..

8.
% Rumah Tangga yang makan sayur dan buah setiap hari :
a. 65 % atau lebih
b. 45 – 64 %
c. 25 – 44 %
d. 0 – 24 %
Cakupan rumah tangga yang makan sayur dan buah setiap hari mencapai 75% yang dibuktikan dengan pengisian Format PHBS disetiap rumah tangga yang dilakukan oleh Kader PHBS. Dan keberhasilan warga makan sayur didukung oleh keberhasilan program penanaman pekarangan kosong dengan sayur mayur. Sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 04 Tahun 2013 tentang Program Rumah Pangan Lestari.

9.
% Rumah Tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari :
a. 65 % atau lebih
b. 45 – 64 %
c. 25 – 44 %
d. 0 – 24 %
Cakupan rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari mencapai 80%, karena rata-rata penduduk di Desa Ngile adalah petani, selain itu setiap Jum’at minggu ke II dan ke IV, dengan kegiatan Jum’at Bersih sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat, diadakan senam kesegaran jasmani (Senam Lansia) di halaman Balai Desa.

10.
% Rumah Tangga yang tidak merokok di dalam rumah :
a. 65 % atau lebih
b. 45 – 64 %
c. 25 – 44 %
d. 0 – 24 %
Cakupan rumah tangga tidak merokok di dalam rumah mencapai 75% yang dibuktikan dengan adanya kajian PHBS ke setiap rumah tangga sehat, karena keberhasilan penyuluhan oleh Kader PHBS tentang larangan merokok, sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.


Indikator Gabungan ( Komposit )


11.
% Rumah Tangga Sehat :
a. 65 % atau lebih
b. 45 – 64 %
c. 25 – 44 %
d. 0 – 24 %
Cakupan rumah tangga sehat mencapai 75% yang dibuktikan dengan hasil analisa kajian rumah tangga sehat Tahun 2015 dengan total KK 1.203. Hal ini tercapai karena adanya keberhasilan penyuluhan Kader PHBS , Pemerintah Desa dan warga masyarakat untuk hidup sehat.



BAB IV
INOVASI KEGIATAN


A.     INNOVASI / UNGGULAN DESA SIAGA SEHAT BERKARYA DESA NGILE

1.      Indikator PERSALINAN, kegiatan inovatif dari indikator ini adalah adanya Media Sosial yang berupa spanduk dan siaran Radio ARTAGA FM yang berisi ajakan untuk melakukan Persalinan di Puskesmas Pembantu atau tenaga  kesehatan terdekat dan Program HAMIL PINTER sesuai dengan Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.
2.      Indikator ASI, adanya sarana pendukung untuk mensukseskan ASI Eksklusif dimasyarakat yaitu dengan HALTE MENYUSUI ditempat umum dan kewajiban ibu menyusui memberikan ASI Eksklusifnya pada bayi usia 0 – 6 bulan serta memberikan perlakuan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini ) dan larangan menjual susu formula untuk bayi usia 0-6 bulan di toko-toko se Desa Ngile sesuai dengan Perdes No. 02 Tahun 2013.
3.      Indikator NIMBANG BALITA, adanya inovasi Tabungan KUDAPAT yaitu setiap datang ke Posyandu ibu balita diharuskan untuk menabung sebesar Rp. 1.000,- dan apabila selama 6 bulan berturut-turut balita selalu hadir di Posyandu, Tabungan bisa diambil utuh, sebaliknya jika sekali saja tidak hadir,  maka tabungan masuk ke Kas Posyandu. Kewajiban menimbang balita ke posyandu diatur di Pasal 4 Perdes No. 02 Tahun 2013.
4.      Indikator AIR BERSIH, diadakannya Penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan tentang penggunaan air bersih dan untuk setiap hari Jum’at, Pemerintah Desa Ngile melaksanakan Jum’at Bersih Sesuai Dengan Perdes No. 02 Tahun 2013, tentang Desa Sehat, yaitu dengan mengadakan gotong royong membersihkan sumber-sumber air bersih dilingkungan masing-masing.
5.      Indikator CUCI TANGAN, adanya penyuluhan dimasyarakat dan sekolah dan adanya Promosi Sarana Cuci Tangan pakai sabun dengan memakai sumber daya lokal yang mudah didapat berupa bambu dengan desain yang sederhana, sehingga masyarakat mudah untuk mewujudkannya. Cuci tangan pakai sabun telah diatur dalam Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.
6.      Indikator JAMBAN, adanya kegiatan pemicu disetiap Dusun untuk mengubah perilaku masyarakat menggunakan Jamban Sehat dan Rool Play jika tidak menggunakan Jamban Sehat. Untuk meningkatkan kwalitas Jamban Sehat Semi Permanen, Desa Ngile sekaligus melaksanakan PILAR STBM yaitu Pengelolaan sampah rumah tangga dengan membentuk Bank Sampah yang hasil tabungan Bank Sampah digunakan untuk tabungan pengadaan Jamban. Hal ini diatur sesuai dengan Desa Ngile No. 03 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Program Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi ( StoPs ). Selain itu juga keberhasilan pemanfaatan pekarangan kosong, selain ditanami sayuran, juga dimanfaatkan untuk peternakan ayam. Hal ini  Sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 04 tahun 2013 tentang Rumah Pangan Lestari, warga mengadakan Arisan Telur, hasil arisan telur salah satunya untuk meningkatkan kwalitas Jamban Semi Permanen.
7.      Indikator Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 02 tahun 2013 tentang Desa Sehat, Desa Ngile mempunyai Kegiatan Jum’at Bersi, yang salah satu kegiatannya adalah 3M Plus yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur tempat-tempat yang diperkirakan menjadi tempat berkembangnya jentik nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk dengan memakai Rapelenan, kelambu dan lain-lain. Dan untuk mengevaluasi kegiatan 3M Plus dengan pembuatan Kartu Pemantauan Jentik Berkala yang ditempel disetiap rumah tangga yang harus diisi secara jujur oleh masyarakat dan pembuatan media penyuluhan berupa bentuk nyamuk dan perindukannya.
8.      Indikator DIET SAYUR, untuk mensukseskan Program DIET SAYUR, Pemerintah Desa Ngile berdasarkan Perdes No. 04 Tahun 2013 tentang Rumah Pangan Lestari, pekarangan kosong di Desa Ngile wajib ditanami sayuran, sehingga bisa memenuhi kebutuhan DIET SAYUR. Dan juga kader PHBS mengadakan penyuluhan FOOD MODEL disetiap pertemuan posyandu.
9.      Indikator AKTIFITAS FISIK, Berdasarkan Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat, Bab V tentang Jum’at Bersih yang salah satu kegiatannya adalah setiap dua minggu sekali diadakan Senam Kesegaran Jasmani ( senam lansia ) yang diadakan di Halaman Balai Desa.
10.   Indikator TIDAK MEROKOK DALAM RUMAH, berdasarkan Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat, dilarang merokok di dalam rumah yang salah satu anggota keluarganya anak balita dan ibu hamil, dan larangan menjual rokok kepada anak usia sekolah dan menyediakan sarana kawasan merokok yang disediakan diluar rumah seperti Poskamling dan tersedianya tempat merokok dihalaman rumah.
11.   Rambu-rambu, warna dan isyarat nada bunyi kentongan pada Ibu hamil resti atau bumil normal dengan didukung dengan adanya Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang rambu,warna kentongan dan nada bunyi kentongan apabila ada kelahiran.
12.   Pemantau Jentik Berkala Ibu balita (PJIB) yang di;akuan tiap minggu dan pada saat kegiatan posyandu Balita wajib dibawah dan disetorkan ke Kader atau Bidan.
13.   Pembuatan media sosial melalui Wibesite dengan alamat ; www.sip.desa siaga ngile.com
14.   Penanaman tanaman Obat Keluarga (Toga) disetiap balai dusun yang bekerjasama dengan PKK.
15.   Pembentukan kelompok pemberdayan untuk pengelolaan limbah rumah tangga menjadi pupuk boxasi.
16.   Pembentukan kelompok pemberdayan untuk pengelolaan limbah plastik menjadi kreasi seni yang menjadi nilai jual.
17.   Adanya dana simapan untuk kejadian musibah bencana melalui program Bangnana sebesar seribu rupiah.
18.   Perencanaan terbentuknya Kolam Desa Siaga Sehat Berkarya yang di motori oleh Desa Gasang dan didukung oleh dinas perikanan dan kelautan (proses).


BAB V
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN

NO
PERMASALAHAN
SOLUSI
I
POKJA PEMBERDAYAAN


·         Kader belum begitu paham mengenai marketing dan pengelola hasil pokja









·         Desa Siaga masih berorentasi disekitar masalah kesehatan dan belum menyentuh masalah pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat
·           Adanya pelatihan dari petugas kesehatan dari Puskesmas / kantor Lingkungan Hidup
·          Setiap pertemuan Desa Siaga selalu diberikan pembinaan baik melalu pertemuan forum kader, triwulan desa siaga maupun pertemuan rutin perangkat desa
·          Kerjasama Lintas Sektor kecamatan dan dinas-dinas terkait Pemberdayaan
·          Pembentukan kelompok Kolam Ikan Desa Siaga Sehat Berkarya yang bekerjasama dengan Dinas perikanan dan Kelautan (proses)
II
POKJA KIA


·      Ada beberapa wilayah yang sulit dijangkau menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua

·      Belum begitu tertib dalam penempelan stiker P4K







·      Belum adanya rambu-rambu atau tanda dan peringatan bagi ibu hamil resti atau non resti







·          Diadakan pelatihan pengaadan ambulance desa dengan cara simulasi pembuatan tandu
·          Pembinaan dari bidan dan petugas kesehatan mengenai manfaat dan fungsi di adakan Penempelan Stiker P4K
·          Adanya reward dari puskesmas yang dimasukkan kedalam program BOK
·          Pemanfaat bahan potensi alam yang ada dan murah meriah yaitu pembuatan kentongan dari bamboo yang diwarnai sesuai kondisi bumil
·          Perdes nomor 02 tahun 2013 yang mengatur warna dan nada bunyi kentongan apabila ibu hamil membutuhkan pertolongan
·          Ibu hamil bukan hanya untuk ditandai, tapi segera untuk ditolong
III
POKJA KADARZI


·      Masyarakat belum mengutamakan gizi itu penting, tetapi lebih berpikir makan yang penting kenyang apapun menunya (walaupun belum memenuhi standar gizi)
program MILUR (Minggu Bertelur), Arisan telur setiap Minggu Pon, hasil arisan dimanfaatkan untuk menambah gizi keluarga, hal ini berkat pemanfaatan pekarangan kosong selain untuk tanaman sayur juga digunakan salah satunya adalah untuk peternakan ayam sesuai dengan Perdes Desa Ngile Nomor 04 tahun 2015 tentang Rumah Pangan Lestari
IV
POKJA SANITASI/PHBS


·      Masih ada masyarakat yang belum mengerti pemanfaat limbah sampah rumah tangga










·      Dampak asap rokok didalam rumah masih cukup mendominasi di tatanan rumah tangga


·          Sosialisasi mengenai pemanfaat limbah sampah dan dampak negative dan positif limbah sampah rumah tangga
·          Pelatihan Pemanfaat limbah sampah kepada masyarakat yang bekerjasama antara dinas kesehatan dengan kantor lingkungan Hidup
·          Pameran kreasi seni dari limbah sampah terutama plastik
·          Adanya perdes yang mengatur area merokok
·          Penyedia area merokok di lokasi Poskamling dan warung makan
·          Sosialisasi Dampak merokok didalam ruangan/rumah baik melalui pertemuan ataupun media radio setempat


V
POKJA KEGAWATDARURATAN DAN BENCANA


·      Masih ada daerah rawan longsor












·          Pemetaan daerah rawan longsor
·          Pelatihan Evakuasi oleh petugas kesehatan kepada kader dan masyarakat
·          Himbauan kepada masyarakat mengenai tata cara tebang tanam yang dilakukan oleh BNPB kecamatan yang di diikutkan dalam acara refreshing desa siaga
VI
POKJA INTELEGENT


·      Masih sering ditemukan kasus malaria import dimasyarakat













·      Masih sering ditemukan kasus DBD import dimasyarakat



·          Sosialisasi penyakit malaria bagi para perantau
·          Perdes Nomor 02 tentang kewajiban masyarakat perantau kedaerah endemic untuk memeriksakan diri cek malaria
·          Pembentukan Pos Malaria Desa (Posmaldes)
·          Reaksi Cepat Elminasi migrasi malaria rutin setahun 2 x baik di desa maupun dusun
·          Pembagian selambu bagi Ibu Hamil
·          Walaupun penderita Penyakit DBD ditemukan bukan dari wilayah desa Ngile, tetapi kewaspadaan dini tetap dilakukan dengan cara PSN, minggu bebas Jentik dan Pemeriksaan Jentik Berkala Ibu Balita (PJIB)
VII
POKJA HIV/AIDS


·      Masih ada Deskriminasi Penderita HIV/AIDS dimasyarakat









·      Perlakuakan pemulasaran Jenazah tanpa alat pelindung diri (APD)

·          Sosialisasi Cara penularan HIV/AIDS dan dampak negative Deskriminasi masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS
·          Adanya Perdes Nomor 02 tahun 2013 tentang persamaan tata cara pemulasaran jenazah HIV/AIDS dan jenazah masyarakat biasa non ODHA
·          Perdes Nomor 02 tahun 2013 tentang penggunaan APD saat pemulasaran Jenazah
·          Pengadaan APD yang didukung oleh pemerintahan Desa dengan pemberian dana untuk pembelian APD dengan rincian 1 paket untuk mudin dan 3 paket untuk keluarga yang memandikan Jenazah, dan diperuntukan dimasing-masing dusun






















BAB VI
KESIMPULAN DAN PENUTUP


A.       Kesimpulan

Desa Siaga Sehat Berkarya bertujuan untuk menciptakan pemberdayaan masyarakat yang mandiri, bukan hanya untuk dibidang kesehatan saja melainkan di berbagai sektor yang ada, untuk itu masyarakat diajak untuk berpikir memanfaatkan potensi Desa yang ada, bukan hanya harus merantau mencari nafkah di luar kota, sehingga diharapkan dari berbagai kegiatan Desa Siaga Sehat berkarya Desa Ngile yang berkesinambungan dan terarah dapat mewujudkan masyarakat Desa Ngile lebih sehat dan sejahtera.
Pokja-pokja yang ada didesa Siaga Sehat Berkarya diantaranya ;
1)    Pokja Pemberdayaan
2)    Pokja KIA
3)    Pokja Kadarzi
4)    Pokja Kegawatdaruratan dan Bencana
5)    Pokja Intelegent
6)    Pokja HIV/AIDS
Sedangkan UKBM yang ada Di desa Ngile diantaranya adalah Posyandu, PosBindu, Posmaldes, Taman Posyandu, Kelompok Bank sampah Wanita Mandiri, kelompok boxasi EDIPENI, Kelompok Kolam Ikan Desa Siaga Sehat berkarya Desa Ngile.

B.       PENUTUP


Dengan adanya Perlombaan Desa Siaga Aktif yang diadakan oleh Provinsi Jawa Timur,  dapat memacu Pengurus Desa Siaga Sehat berkarya Desa Ngile Untuk Lebih meningkatkan perannya dan meningkatkan semangat kegotonroyongan, pemberdayaan dan swadaya dalam peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam penyusunan Profil Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile ini masih banyak kekurangan dari sempurna, untuk itu kami mohon kiranya dapat memberikan masukan dan kritik serta saran yang sifatnya membangun demi kelancaran pelaksanaan kegiatan Desa Siaga Sehat berkarya di tahun-tahun yang akan datang.
Demikian Profil Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile kami buat dan terima kasih, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua sehingga pelaksanaan Penilaian Perlombaan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.